Faktamagazine- (Lebak) Gelar aksi unjuk rasa, ratusan pemuda dan masyarakat menolak keras adanya TPSP (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu-red) yang berada di perbatasan antara Kecamatan Cileles dengan Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Minggu (1/12/24).
Diketahui, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pemuda dan masyarakat dari dua Kecamatan tersebut, sudah dilakukan beberapa kali hingga saat ini.
Dalam aksi yang di ikuti ratusan pemuda dan masyarakat Cileles-Cikulur tersebut, dengan tegas menuntut Pemerintah Kabupaten Lebak- Banten untuk segera membatalkan pengerjaan TPSP.
" Kami menolak keras atas proyek pembuangan sampah akhir se-provinsi Banten, tepat pada hari ini kami ratusan pemuda dan masyarakat yang terdampak dari dua Kecamatan Cileles dan Cikulur melakukan aksi demo," kata Badrus, Warga Kp Dukuh Salak, Desa Gemuruh, Kecamatan Cileles, kepada Wartawan, pada Minggu (1/12/24) pagi hari, dilokasi.
" Saya gak mau lah pak kampung kami dijadikan tempat sampah...," tambahnya.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa dengan adanya proyek pengerjaan TPSP yang berada dekat dengan pemukiman warga tersebut, tidak adanya sosialisasi terlebih dahulu, dan terkesan mengabaikan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.
" Boleh di tanya warga disini semuanya itu pada gak setuju warga disini mah. Gak ada itu pemberitahuan semuanya, tau- tau udah dibangun aja gitu, kita kaya tidak di anggap kaya engga ada manusia yang tinggal di sini," ujarnya.
Badrus juga menilai, bahwa dengan adanya TPSP tersebut dapat berdampak besar dan dapat menimbulkan sejumlah wabah bagi warga sekitar.
" Ya kalau kena dampaknya, ya sudah pasti seperti penyakit - penyakit, kan kalau namanya tempat pembuangan itu pasti ada pengaruhnya, seperti bannyaknya lalat, bau- bau gitu udah pasti lah, terus ke wahangan- wahangan (Pengairan-red) persawahan pasti juga dampaknya ada tuh," tuturnya.
Sementara itu, Lela salah satu warga Cikulur juga mengatakan, dirinya mengeluhkan dengan adanya proyek pengerjaan TPSP di perbatasan wilayahnya tersebut.
" Kami selaku warga yang terdampak dari dua kecamatan merasa keberatan lantaran, Cikulur akan menjadi akses utama untuk lalu lalang mobil yang membawa sampah dari kota-kota besar, dan akan menyebabkan pencemaran lingkungan, serta sirkulasi oksigen, lantaran baunya aroma sampah," ucap Lela salah satu warga.
Lebih lanjut, Lela yang juga didampingi RT setempat tersebut, meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lebak, dan Pemerintah Provinsi Banten untuk membatalkan proyek tersebut.
" Saya, bersama para warga memohon yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Banten untuk jangan menjadikan daerah kami menjadi tempat pembuangan sampah, soalnya sangat dekat sekali dengan pemukiman-pemukiman warga, tolong kasihani kami semua sebagai masyarakat kecil," tutupnya.
Sumber : Indra
Editor/Penerbit : Redaksi